Menyambut Kemerdekaan dalam Goresan Juang Kemerdekaan 17:71

Pameran Seni Menyambut Kemerdekaan dalam Goresan Juang Kemerdekaan 17:71, Menyambut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71, Istana Kepresidenan Republik Indonesia menggelar pameran sejumlah koleksi lukisan dan foto-foto kepresidenan. Pameran yang bertajuk “17|71: Goresan Juang Kemerdekaan” tersebut diagendakanuntuk diresmikan pada 1 Agustus 2016, dan dibuka untuk publik mulai tanggal 2 hingga 30 Agustus 2016 di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta.

Image Credit: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG
Image Credit: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG

Pameran koleksi lukisan Istana Kepresidenan yang terselenggara atas kerja sama Kementerian Sekretariat Negara, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Galeri Nasional Indonesia, Badan Ekonomi Kreatif, dan Mandiri Art tersebut merupakan pameran yang pertama kalinya diselenggarakan sejak Indonesia merdeka. Gelaran tersebut dimaksudkan sebagai bentuk penghargaan terhadap karya-karya besar yang dimiliki Indonesia. “Kami ingin memamerkan koleksi Istana kita untuk dinikmati oleh masyarakat.

Pameran ini adalah pameran yang pertama kali, lukisan-lukisan di Istana dibawa keluar dan kemudian dipamerkan. Jadi, ini merupakan bentuk penghargaan kepada karya-karya besar kita untuk diketahui, ditelaah, dianalisis, dipelajari, dan menginspirasi bangsa kita secara keseluruhan,” ujar Menteri Sekretaris Negara Pratikno dalam jumpa pers pada 25 Juli 2016 di Gedung Utama Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta. Pratikno menambahkan, dari sekitar 15.000 lebih koleksi benda seni yang ada di Istana Kepresidenan, dipilih 28 lukisan fenomenal dari 21 pelukis ternama. Lukisan-lukisan tersebut didatangkan khusus dari Istana Negara, Istana Merdeka, Istana Bogor, Istana Cipanas, dan Istana Yogyakarta.

Selain memamerkan koleksi lukisan, pameran tersebut juga akan memamerkan 100 foto-foto kepresidenan dan juga sejumlah buku mengenai koleksi lukisan Istana Kepresidenan. “Ini akan menjadi acara rutin ke depan. Kita harapkan juga ini sebagai sebuah awalan bahwa kita juga ingin mempunyai museum yang bisa menayangkan karya-karya yang sangat berharga ini agar bisa dinikmati oleh masyarakat,” tambahnya.

jakarta traveller goresan juang kemerdekaan museum nasional jakarta
Pengunjung melihat lukisan koleksi Istana Negara dalam pameran bertajuk ‘Goresan Juang Kemerdekaan : Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia’ di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa (2/8/2016). Pameran menampilkan 28 karya dari 20 maestro lukis Indonesia seperti Raden Saleh, Affandi, Basoeki Abdullah hingga Presiden Soekarno, berlangsung untuk umum dari 2-30 Agustus.
Image Credit: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG

Selain Mensesneg, jumpa pers tersebut juga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, dan Wakil Direktur Utama Bank Mandiri yang juga mewakili Mandiri Art Sulaiman A. Arianto.

Anies menyebut gelaran pameran lukisan-lukisan Istana ini merupakan salah satu bukti dari pesan Presiden Joko Widodo bahwa apa yang ada di wilayah Istana sejatinya merupakan milik rakyat. Dirinya juga menerangkan bahwa ini merupakan kali pertama bagi masyarakat umum untuk melihat koleksi lukisan Istana dari dekat.

“Perlu kami garis bawahi, bahwa Bapak Presiden sudah mengirimkan pesan kepada semua bahwa apa yang ada di wilayah Istana ini menjadi milik rakyat. Ini adalah salah satu bukti bahwa koleksi lukisan Istana bisa diakses. Biasanya kita menyaksikan lukisan-lukisan itu dari jarak jauh,” ucap Anies.

Dalam kesempatan yang sama, Anies Baswedan berharap momentum ini dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat Indonesia untuk dapat menyadari bahwa sebenarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang kreatif. Selain itu, momentum ini menurutnya dapat dimanfaatkan untuk mengingatkan kembali bahwa prestasi bagi para anak bukan hanya prestasi akademik, namun juga kreatif.

Jakarta traveller goresan juang kemerdekaan
Salah satu lukisan koleksi Istana Negara, Fadjar Mengjingsing karya Ida Bagus Made Nadera, dalam pameran bertajuk ‘Goresan Juang Kemerdekaan : Koleksi Seni Rupa Istana Kepresidenan Republik Indonesia’ di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa (2/8/2016). Pameran menampilkan 28 karya dari 20 maestro lukis Indonesia seperti Raden Saleh, Affandi, Basoeki Abdullah hingga Presiden Soekarno, berlangsung untuk umum dari 2-30 Agustus.
Image Credit: KOMPAS.com / GARRY ANDREW LOTULUNG

“Kami berharap dari sini kita menyadari lagi, mengingatkan ulang, bahwa bangsa kita adalah bangsa yang kreatif. Karya-karya lukis kreatif, bagi sekolah, bagi guru-guru, adalah kesempatan untuk mengingatkan kembali bahwa yang disebut sebagai prestasi dari anak-anak kita bukan saja prestasiakademik di bidang-bidang yang diujikan secara standar, tapi juga prestasi-prestasi bidang kreatif, utamanya pada bidang seni,” terangnya.

Anies mengajak masyarakat untuk turut merayakan suasana HUT Kemerdekaan Republik Indonesia ke-71. Dirinya juga bersyukur bersama dengan Kementerian Sekretariat Negara dan Badan Ekonomi Kreatif, kementeriannya turut terlibat dalam gelaran tersebut. “Jadi kami menyambut baik dan berterima kasih atas kesempatan berpartisipasi. Insya Allah bulan Agustus nanti benar-benar menjadi bulan di mana kita merayakan 71 tahun Indonesia, sekaligus merayakan ekspresi seni lukis Indonesia di lukisan-lukisan berkelas yang ada di Istana ini,” tutupnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyambut baik penyelenggaraan pameran ini. Menurutnya, pameran ini merupakan salah satu wujud pertanggungjawaban Istana Kepresidenan yang mendapat amanah untuk merawat koleksi-koleksi terbaik itu. “Saya ingin lukisan-lukisan ini akan tetap abadi dan terus-menerus bisa disajikan di hadapan publik seluruh dunia,” ujar Presiden.

  1. Lukisan-lukisan koleksi Istana Kepresidenan yang akan ditampilkan dalam pameran ini adalah:
    Affandi, Laskar Rakyat Mengatur Siasat I, 1946
  2. Affandi, Potret H.O.S. Tjokroaminoto, 1946
  3. Basoeki Abdullah, Pangeran Diponegoro Memimpin Perang, 1949
  4. Dullah, Persiapan Gerilya, 1949
  5. Harijadi Sumadidjaja, Awan Berarak Jalan Bersimpang, 1955
  6. Harijadi Sumadidjaja, Biografi II di Malioboro, 1949
  7. Henk Ngantung, Memanah, 1943 (reproduksi orisinal oleh Haris Purnomo)
  8. Kartono Yudhokusumo, Pertempuran di Pengok, 1949
  9. Raden Saleh, Penangkapan Pangeran Diponegoro, 1857
  10. S.Sudjojono, Di Depan Kelambu Terbuka, 1939
  11. S. Sudjojono, Kawan-kawan Revolusi, 1947.
  12. S. Sudjojono, Markas Laskar di Bekas Gudang Beras Tjikampek, 1964
  13. S. Sudjojono, Mengungsi, 1950
  14. S. Sudjojono. Sekko (Perintis Gerilya), 1949
  15. Sudjono Abdullah, Diponegoro, 1947
  16. Trubus Sudarsono, Potret R.A. Kartini, 1946/7
  17. Gambiranom Suhardi, Potret Jenderal Sudirman, 1956
  18. Soerono, Ketoprak, 1950
  19. Ir. Sukarno, Rini, 1958
  20. Lee Man-Fong, Margasatwa dan Puspita Nusantara, 1961
  21. Rudolf Bonnet, Penari-penari Bali sedang Berhias, 1954
  22. Hendra Gunawan, Kerokan, 1955
  23. Diego Rivera, Gadis Melayu dengan Bunga, 1955
  24. Miguel Covarrubias, Empat Gadis Bali dengan Sajen, sekitar 1933-1936
  25. Walter Spies, Kehidupan di Borobudur di Abad ke-9, 1930
  26. Ida Bagus Made Nadera, Fadjar Menjingsing, 1949
  27. Srihadi Soedarsono, Tara, 1977
  28. Mahjuddin, Pantai Karang Bolong, tahun tak terlacak (sekitar 1950an)

Sedangkan buku-buku yang akan ditampilkan dalam pameran ini adalah:
1.Lukisan-lukisan Koleksi Ir. Dr. Sukarno, Presiden Republik Indonesia, kompilasi Dullah, jilid I-IV, Peking: Pustaka Rakjat Peking, Tiongkok, 1956 & 1958.
2.Ukiran-ukiran Rakjat Indonesia, Koleksi Presiden Sukarno, kompilasi Dullah, Peking: Pustaka Rakjat Peking, Tiongkok, 1961.
3.Lukisan-lukisan & Patung-patung Koleksi Presiden Sukarno dari Republik Indonesia, kompilasi Lee Man Fong, jilid I-V, Tokyo: PT. Topan, Jepang, 1964.
4.Lukisan-lukisan Koleksi Ir. Dr. Sukarno, Presiden Republik Indonesia, jilid V, kompilasi Lee Man Fong, Peking: Pustaka Rakjat Peking, Tiongkok, 1965.
5.Puri Bhakti Renatama, Museum Istana Kepresidenan Indonesia, Jakarta: Istana KepresidenanJakarta, 1978.
6.Istana Presiden Indonesia, Jakarta: Sekretariat Negara RI, 1979.
7.Rumah Bangsa: Istana-istana Presiden Republik Indonesia dan Koleksi Benda Seni, Jakarta: Kementerian Sekretariat Negara RI, 2004.
8.Istana-istana Kepresidenan di Indonesia: Peninggalan Sejarah & Budaya, penulis AstiKleinsteuber, Jakarta: Genta Kreasi Nusantara, 2010.
9.Presiden Republik Indonesia 1945-2014, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, 2014.

Program Pendukung

SEMINAR SEHARI

Karya Seni Rupa dan Sejarah Indonesia
– Senin, 22 Agustus 2016 Pukul 10.00 – 15.00 WIB di Galeri Nasional Indonesia
Pembicara:
1.Hilmar Farid (Direktur Jenderal Kebudayaan)
2.Guruh Sukarno Putra (Budayawan, MPR)
3.Eko Sulistyo (Sejarawan, Deputi Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi pada Kantor Kepala Staf Kepresidenan RI)
4.Mikke Susanto (Kurator, Konsultan Seni, Dosen ISI Yogyakarta)
Moderator: Kukuh Pamudji (Widyaiswara Pusdiklat Setneg)

TUR GALERI
Setiap hari Minggu, 7, 14, 21, & 28 Agustus 2016
Pukul 10.00 – 12.00 WIB & 15.00 – 17.00 WIB di Gedung A Galeri Nasional Indonesia
Dipandu:
1.Mikke Susanto (Kurator)
2.Rizki A. Zaelani (Kurator)

Pendamping:
1.Tubagus Andre Sukmana (Kepala Galeri Nasional Indonesia)
2.Citra Smara Dewi (Dekan FSR IKJ)
3.Agus Dermawan T. (Kritikus Seni)
4.Peter Carey (Sejarawan)
5.Aryo Wisanggeni (Wartawan Seni Budaya)

LOMBA LUKIS UNTUK SISWA SD
Katagori I (Kelas 1–3 SD)
Katagori II (Kelas 4–6 SD)

Total hadiah Rp. 30.000.000,-
Minggu, 28 Agustus 2016 Pukul 10.00 – 15.00 WIB di Galeri Nasional Indonesia

Juri:
1.Tubagus Andre Sukmana (Kepala Galeri Nasional Indonesia)
2.Joko Madsono (Kepala Museum Basoeki Abdullah)
3.Citra Smara Dewi (Dekan FSR IKJ)


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *